Thursday, February 24, 2011

Dimana alamat mu?


Jika aku bertemu dengannya, aku ingin waktu berhenti
karena aku tak ingin berpisah dengan kata

Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi


Tuk menulis tentang hati…Dalam sebentuk ukiran kata

Rasa ini seperti gerimis. Menghadirkan sejuk yang membuat jiwa basah oleh bahagia
gerimis yang tak merindukan danau….
air mata mengalir membuat telaga ....
tak bisa menangis…
hanya dpt membasahi baju…

Biarkan aku dengan jalan ini, agar tak ada sesal yang mengekor di belakang hari
Tak lelah ditebas mimpi semu, tak hilang disembunyikan langit hitam.
aku tak pernah lelah mencipta rindu untuknya
Yang kuharap malam ini hanya tenangnya.
Yang kuinginkan saat ini hanya damainya.
Yang kupinta detik ini hanya bahagianya.

Mengalirlah restu Tuhan untuk mimpinya, malam ini.
Seribu jejak yang kupijak. Seribu garis yang kugores.
Membawaku ke dalam negerinya.

Seperti buku usang di atas meja.
Di antara gudang dan rumah tua.
Di antara waktu dan asa.
Tertiup angin, tak sengaja terbuka.
Tertinggal, dan tak terbaca…



Di mana kau alamatkan rumah hatimu? Agar aku tak salah berlari




No comments:

Post a Comment