TERBIT 7 APRIL 2011
JADILAH PEMBACA PERTAMA !!!!!
Kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya? Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkerama, lantas menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya?
Inilah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Jika kalian tidak menemukan rumus itu di novel ini, tidak ada lagi cara terbaik untuk menjelaskannya.
Mulailah membaca novel ini dengan hati lapang, dan saat tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya.
Tere-Liye adalah pengarang beberapa novel dengan rating tinggi di website para pencinta buku www.goodreads.com. Tere-Liye banyak menghabiskan waktu untuk melakukan perjalanan, mencoba memahami banyak hal dengan melihat banyak tempat. Selamat membaca novel kecil ini.
Setamat membaca buku ini, satu hal yang pasti nyata: saya menangguk banyak kearifan di kedalaman cerita.
--A. Fuadi, Penulis Trilogi Negeri 5 Menara
Sungguh Tere-Liye berhasil menggugah saya sebagai pembaca sekaligus seorang anak dari seorang ayah yang sangat saya banggakan. A must read.
--Amang Suramang, Penggerak di Goodreads Indonesia
Isinya tak hanya menggugah dan membuat haru, tapi membuat kita merasa perlu meneguhkan kembali keyakinan dan kecintaan pada keluarga. Salut atas novel ini!
--Arwin Rasyid, Presiden Direktur Bank CIMB-Niaga
Novel ini dapat menjadi langkah awal untuk menata ulang konsep budi pekerti di negeri ini.
--Muliaman D. Hadad, Deputi Gubernur Bank Indonesia
Untuk membuat hati kita lapang dan dalam, tidak cukup dengan membaca novel, emembaca buku-buku, mendengar petuah, nasihat atau ceramah. Para sufi dan orang-orang berbahagia di dunia harus bekerja keras, membangun benteng, menjauh dari dunia, melatih hari siang dan malam. Hidup sederhana, apa adanya, adalah jalan tercepat untuk melatih hati di tengah riuh rendah kehidupan hari ini. Percayalah, memiliki hati yang lapang dan dalam adalah konkret dan menyenangkan, ketika kita bisa berdiri dengan seluruh kebahagiaan hidup, menatap kesibukan di sekitar, dan melewati hari-hari berjalan, bersama keluarga tercinta....
April 2011
..
No comments:
Post a Comment